Sabtu, 19 Mei 2012

Kode etik Ikhwan-Akhwat

Jalan2 keliling2 dunia (kampus) memang menyenangkan,,,
bertemu dengan teman, sahabat baik akhwat maupun yang ikhwan....
Bahkan saat syuro’pun menyenangkan :D

Pagi syuro, siang syuro, sore syuro, malem syuro, jadi mansyur (manusia syuro) dong !.
Syuro terus kapan actionnya?.
Syuro-syuro bergembira !
Syuting (Syuro penting).

EEEiiiitttssss....
jangan sampai kebablasan lho yyyyaaaa.....

Koordinasi ataupun kominikasi untuk saat ini memang bukan hal yang sulit, apalagi dengan seiring perkembangan teknologi. Coba saja bayangkan, yang dulunya saat kita perlu berkomunikasi, saat kita perlu koordinasi kita haruslah bertemu dalam forum (baca : syuro), maka sekarang dengan ataupun tanpa forum kita sudah bisa melakukan komunikasi/koordinasi baik melalui HP (entah telpon atau sms) maupun via internet (e-mail/chatting). Bahkan temenQ hampir berlama2 diwarnet (baca : warung internet) hanya karena diminta kedept.nya untuk syuro via chatting, tp akhirnya tidak jadi karena takut pulang terlalu malam X). sehingga tidak ada alasan untuk tidak bisa berkoordinasi  ataupun sampai miss komunikasi.

Namun tiap kemudahan pasti ada cobaan dibalik itu semua. Nah… salah satu cobaan yang ditimbulkan adalah timbulnya benih-benih ketertarikan yang mulai direalisasikan dalam komunikasi diantara keduanya (putra-putri red). Gimana tidak!!! Karena dengan komunikasi via Hp ataupun internet maka kita akan bisa berkoordinasi berduaan secara privat tanpa ada yang tahu kecuali yang bersangkutan dan Allah SWT. Tentunya kita masih ingat hadist berikut:

Tidak boleh berduaan duitempat sunyi seorang laki-laki diantaramu dengan seseorang wanita kecuali wanita itu bersama muhrimnya.” (HR. Bukhari-Muslim)

“Telah ditentukan bagi manusia nasibnya dengan perzinahan yang akan diterima olehnya dengan pasti yaotu : Dua mata perzinaannya dengan cara  melihat  (yang maksiat). Dua telinga perzinaanyan dengan cara mendengarkannya. Lidah (ucapan) perzinaannya dengan cara mencakapkannya. Tangan keduanya perzinaannya dengan cara merabanya. Kaki perzinaannya dengan cra melangkah padanya. Hati perzinaannya dengan cara menarik dan bercita-cita  padanya, yang kemudian dibenarkan kelaminnya atau menolaknya.” (HR.Bukhari-Muslim)
 Masih inget tidak dengan pepatah jawa yang bilang,“Tresno jalaran sokoo kulino (suka datangnya dari kebiasaan)”, atau yang bilang “dari mata turun kehati”. Mungkin kalimat-kaimat itu sangat sering kita dengan atau malah hal itu biasa saja terjadi bahkan yang mengalaminya seorang aktifis dakwah sekalipun. Saudaraku, untuk menjaga diri kita dari mendekati perbuatan yang menjadi penghambat jalan dakwah maka terbentuklah sebuah etika koordinasi yang diharapkan dapat menghasilkan maslahat yang banyak.
Wwweeeee….
opo ae ya iitu…
ngintip yukkk…!!!
Dalam pelaksanaan Syuro’:
  • Terlaksana jika minimal dihadiri oleh 2 putra dan 2 putri
  • Semua peserta mengetahui agenda syuro
  • Memperhatikan adab-adab syuro’, diantaranya : pembukaan, tilawah (oleh ikhwan), agenda syuro dan pembahasan, kesimpulan, taujih, penutup dengan do’a penutup majelis
  • adanya hijab
    hijab
     Syuro tanpa hijab (tetap dipisah ikhwan akhwat):
    Kelebihannya :
    - Dapat mengetahui rekan yang lainnya.
    - Sedapat mungkin bisa serius, soalnya segala gerak-geriknya terlihat.
    Kekurangannya :
    Kurang syar’i
    Cukup besar godaannya untuk bisa jaga pandangan.
    Akhwat terkadang susah ngomong. Mungkin karena malu. Ada tipe yang seperti itu.
    CATATAN :
    Syuro tanpa hijab itu lebih tepat dilakukan ketika jumlah kuotanya banyak, dan belum pernah melihat antara satu dengan yang lainnya. Untuk syuro selanjutnya harus diusahakan dengan hijab.
    :: Syuro dengan hijab (otomatis dipisah ikhwan akhwat) :
    Kelebihannya :
    Syar’i
    Pandangan lebih terjaga
    Bebas berbicara.
    Lebih fokus.
    Materi yang dibahas terarah.
    Kekurangannya :
    Tidak tahu apa yang dilakukan oleh rekan yang lainnya. Antara ikhwan dan akhwat. Bisa jadi ketika ada ikhwan yang tilawah, ada akhwat yang sibuk dengan smsnya, bahkan ada yang tidur.
    Belum mengenal antara rekan yang lain. Dalam hal fisik (wajahnya).
    CATATAN :
    Syuro dengan hijab dilakukan ketika minimal sudah tahu nama dan juga wajah rekan yang lain. Ini tentunya akan lebih baik, karena akan lebih terjaga dan tidak terbayang-bayang. Wah…suaranya merdu…orangnya kayak apa ya?. Biar bisa konsen. Dan lebih menjaga, lebih-lebih untuk suara akhwat. Dilakukan setelah syuro tanpa hijab (kalau kuotanya banyak).
    Pernah ada yang bilang, ” Ga papa syuro tanpa hijab. Yang penting kan bisa jaga hati. ” Meskipun begitu, kita tidak bisa menafikkan bahwa syetan itu terus mengintai kita. Sering kita dengar ” Dari mata turun ke hati.” Syuro tanpa hijab bisa jadi jalan kesana. Syetan bisa saja membisikkan sesuatu, entah itu keinginan untuk nglirik, mendayu-dayukan suara, dan lain-lain.
    Alangkah baiknya ketika syuro itu dihiasi oleh hijab (hati), dan hijab secara nyata (asal jangan asal-asalan, transparan).
    :: Yang terakhir, syuro sebaiknya :
    Sebelumnya, tempat, tanggal, hari, waktu, agenda harus jelas (di undangannya).
    Ada hijab.
    Dimulakan dengan bismillah.
    Ada taujih/ nasihat untuk mengingatkan untuk diri sendiri dan semuanya. Ayat-ayat cinta Allah (Al Qur’an) lebih bagus ^^.
    ada agenda.
    ditentukan waktunya. Mulai dan berakhirnya. Proporsional dan profesional
    Tidak banyak bercanda.
    Fokus.
    Diakhiri dengan review hasil syuro, dan membaca hamdalah.
  • Tidak banyak bercanda,mohon berhati-hati dalam bercanda
  • Gunakan intonasi bahasa yang tegas dan jelas (terutama putri)
  • Syuro’lah dengan iklas, cepat dan tuntas
Koordinasi di lapangan/kegiatan (diluar forum):
  • Tidak bertemu kecuali  mendesak dan penting
  • Minimal ada 2 putra dan 2 putri
  • Menjaga hati, benarkan niat dan jaga pandangan
Koordinasi Via telepon:
  • Peesiapkan hal-hal yang akan disampaikan ketika akan komunikasi
  • Bicarakan hal-hal yang pokok dan penting, jangan disertai dengan pendahuluan yang tidak ada hubungannnya dengan inti pembicaraan
  • Menggunakan intonasi bahasa yang jelas dan lugas
  • Komunikasi maksimal jam 21.00 WIB (malam hari)
  • Komunikasi pagi paling awal pukul 05.30 WIB
  • Durasi telepon maksimal 15 menit
  • Bersihkan niat
Koordinasi Via SMS :
  • Gunakan bahsa yang resmi, mudah diterima, informative, padat dan jelas
  • Tidak disertai dengan pendahuluan yang tidak ada hubungannya dengan inti pesan
  • Tidak menggunakan symbol-simbol gaul misal :D, ^_^
  • Info syuro’ disertai dengan agenda
  • Sms taujih tidak dikhususkan ke orang-orang tertentu.
Saudaraku, etika tersebut memang hanyalah sebuah catatan dari kami yang mungkin perlu kita sama-sama perhatikan. Saling mengingatkan adalah kunci utama agar jangan samapai jalan dakwah ini menjadi terhambat atau bahkan mundur karena dosa-dosa kecil yang dilakukan oleh para penggerak dakwahnya sendiri. Kami bermaksud untuk mencegah terjadinya penyakit antar aktifis. Dan jika memang sudah terjangkiti oleh penyakit tersebut kami berharap bisa segera sembuh. Dan bagi yang belum semoga ini menjadi acuan untuk terus meningkatkan ketakwaan dan mengoreksi diri. Semoga ini bisa menjaga fitrah kita sebagai manusia. Maka sabda nabi :” bila tidak ada rasa malu berbuatlah sesukamu.” Wallahu ‘alaam 
http://aisyahrqurrotaain.blogspot.com/2011/04/kode-etik-ikhwan-akhwat.html

Akhwat sejati idaman Ikhwan



Alkisah, seorang santri putra sedang bersegera menemui Ustadznya. Dia bertanya pada sang Ustadz, "Ustadz, tolong ceritakan kepadaku tentang akhwat sejati.."

Sang Ustadz pun tersenyum teduh dan menjawab,
"Akhi, akhwat sejati dilihat tidak semata dari sekedar jilbabnya ataupun jubahnya yang lebar, tetapi juga dari bagaimana ia menjaga pandangan mata (ghadhul bashar), sikap, akhlak, kehormatan dan kemurnian agamanya..

Akhwat sejati tidak dinilai dari kelembutan suaranya semata, tetapi dari lantangnya ia mengatakan kebenaran di hadapan lelaki yang bukan mahramnya, sekalipun kebenaran itu mungkin menyakiti perasaannya sendiri.

Ia, akhwat sejati, tidak bisa kau nilai dari berapa banyak sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya dengan anak-anaknya, keluarga dekatnya, para tetangga, serta orang-orang di sekitarnya.

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari bagaimana ia pintar berhias dan memasak masakan yang lezat, tapi bagaimana ia bisa faham dan mengerti selera dan variasi makan keluarganya dan mengerti bagaimana berpenampilan menarik di hadapan suami

Kecerdasan akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa cepat ia meraih gelar sarjana, namun dari kemampuannya mengatur finansial keluarga dan selalu merasa cukup (qonaah) dengan segala pemberian dari sang suami di saat lapang maupun di saat sempit.

Jangan pernah kau menilai kecantikan sang akhwat hanya dari wajahnya yang cantik atau penampilan luarnya yang menarik. Kecantikan akhwat sejati bisa kau lihat dari bagaimana ia tersenyum tulus pada orang-orang yang ia cintai tanpa sebuah pemaksaan.

Komitmen sang akhwat sejati tidak bisa dinilai dari berapa banyak ia menolak lelaki yang mencoba berta’aruf kepadanya, tetapi dari seberapa komitmennya untuk mengatakan, Tidak ada kata CINTA sebelum menikah.

Ingatlah akhi, kekuatan akhwat sejati bukanlah dilihat dari jumlah sabuk hitam yang melingkar di pinggangnya, bukan pula prestasi olahraganya. Kekuatan akhwat sejati dilihat dari sabarnya ia menghadapi lika-liku kehidupan dunia.

Pemahaman akhwat sejati tentang Al Quran dilihat tidak hanya dari dari berapa banyak ia hafal Al-Quran, tapi lebih kepada pengamalan atas apa yang ia baca dan hafalkan dalam Al Quran dalam kehidupan sehari-harinya."

Jawaban dari sang Ustadz perlahan ia cerna, namun jawaban itu ternyata belum memuaskan rasa ingin tahunya, sehingga sang murid kembali bertanya, "Ustadz, adakah akhwat yang dapat memenuhi kriteria seperti itu?".

Sang Ustadz yang paham akan rasa ingin tahu muridnya kembali tersenyum teduh dan berkata, "Akhi, Akhwat-akhwat seperti itu memang ada, tapi amatlah langka. Sekalipun ada, biasanya mereka memiliki karakter khas atau ciri-ciri antara lain;

Mereka sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya, serta tidak lepas dari memberikan kebaikan, setidaknya pada lingkungannya sendiri.

Ia tidak ingin dikenal, kecuali diminta atau didesak oleh masyarakat sekitarnya. Ia berasal dari keturunan orang-orang yang shalih atau shalihat, berasal dari lingkungan yang sangat terpelihara, punya amal ibadah harian, mingguan dan bulanan lebih dari orang-orang kebanyakan.

Hidupnya sederhana namun tetap menarik dan bermanfaat buat orang lain, dikenal sebagai tetangga yang baik hati. Berbakti terhadap orang tua, hormat kepada yang lebih tua dan sayang terhadap yang lebih muda, disiplin dengan sholat wajibunya, sering berpuasa sunnah dan qiyamullail, dan bisa jadi amalan ibadah terbaiknya disembunyikan dari mata orang-orang yang mengenalnya.

Ia rajin berdzikir dan beristighfar, rajin mendoakan saudara-saudaranya terutama yang sedang dalam keadaan kesulitan atau sedang terdzolimi secara nyata ataupun tersembunyi. Ia, akhwat sejati, rajin bersilaturahmi dan senantiasa berdedikasi dalam menuntut ilmu.

Akhwat sejati, ia senantiasa menambah dan memperbaiki ilmunya dan menyampaikan semua ilmu yang ia ketahui setelah terlebih dahulu ia mengamalkannya, rajin membaca atau menghafal Al Quran atau hadits dan buku-buku yang bermanfaat, pintar atau kuat hafalannya, sangat selektif soal makanan atau minuman yang dikonsumsi.

Akhwat sejati memiliki perhatian terhadap kebersihan dan sangat disiplin bila bersangkutan dengan bersuci. Ia terjaga dan senantiasa menjaga diri dari berdua-duaan, tidak memiliki kesenangan terhadap bergunjing pada orang lain.

Bagi akhwat sejati, menjaga pikiran, lisan dan semua perbuatan sehingga terjauhkan dari perbuatan yang sia-sia adalah sebuah kewajiban. Ia senantiasa menerima keadaan dan pasrah, serta menjaga hatinya dari bersedih hati yang terlarut-larut.

Akhwat sejati pandai menghibur dan pandai menutupi aib atau kekurangan dirinya dan orang-orang yang ia kenal, mudah memaafkan kesalahan atau kekeliruan orang lain tanpa diminta dan tanpa dendam, ringan tangan untuk membantu sesama, mudah berinfaq, ikhlas, jauh dari riya, takabur, dan sifat-sifat tercela."

Jawaban dari sang Ustadz ternyata masih menyisakan rasa penasaran sang murid, sehingga bertanyalah lagi dia kepada Ustadz. “Ustadz, adakah cara untuk mendapatkannya? Atau setidak-tidaknya bisa mendapatkan seorang akhwat yang mendekati profil akhwat sejati?

Sang Ustadz pun dengan bijak segera menjawabnya: “Ada, jika antum ingin mendapatkan akhwat sejati dan benar-benar shalihah sebagai teman hidup maka SHALIHKAN DAHULU DIRIMU!! karena Insya Allah akhwat yang shalihah adalah pada dasarnya juga untuk ikhwan yang shalih...“


"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)." (QS. An Nuur: 2)
http://mujahidahsyahidfisabilillah.blogspot.com/2011/02/akhwat-sejati-idaman-ikhwan.html

duh jaga hijab dong mba mas :)




“Dia ikhwan ya? Tapi kok kalau bicara sama akhwat dekat sekali???” tanya seorang akhwat kepada temannya karena ia sering melihat seorang aktivis rohis yang bila berbicara dengan lawan jenis, sangat dekat posisi tubuhnya.

“Mbak, akhwat yang itu sudah menikah? Kok akrab sekali sama ikhwan itu?”,tanya sang mad’u kepada murabbinya karena ia sering melihat dua aktivis rohis itu kemana-mana selalu bersama sehingga terlihat seperti pasangan yang sudah menikah.

“Duh… ngeri, lihat itu… ikhwan-akhwat berbicaranya sangat dekat……,” ujar seorang akhwat kepada juniornya, dengan wajah resah, ketika melihat ikhwan-akhwat di depan masjid yang tak jauh beda seperti orang berpacaran.
“Si fulan itu ikhwan bukan yah? Kok kelakuannya begitu sama akhwat?,” tanya seorang akhwat penuh keheranan.
Demikianlah kejadian yang sering dipertanyakan. Pelanggaran batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat masih saja terjadi dan hal itu bisa disebabkan karena:
1. Belum mengetahui batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat.
2. Sudah mengetahui, namun belum memahami.
3. Sudah mengetahui namun tidak mau mengamalkan.
4. Sudah mengetahui dan memahami, namun tergelincir karena lalai.
Dan bisa jadi kejadian itu disebabkan karena kita masih sibuk menghiasi penampilan luar kita dengan jilbab lebar warna warni atau dengan berjanggut dan celana mengatung, namun kita lupa menghiasi akhlak. Kita sibuk berhiaskan simbol-simbol Islam namun lupa substansi Islam. Kita berkutat menghafal materi Islam namun tidak fokus pada tataran pemahaman dan amal.
Sesungguhnya panggilan ‘ikhwan’ dan ‘akhwat’ adalah panggilan persaudaraan. ‘Ikhwan’ artinya adalah saudara laki-laki, dan ‘akhwat’ adalah saudara perempuan. Namun di ruang lingkup aktivis rohis, ada dikotomi bahwa gelar itu ditujukan untuk orang-orang yang berjuang menegakkan agama-Nya, yang islamnya shahih, syamil, lurus fikrahnya dan akhlaknya baik. Atau bisa dikonotasikan dengan jamaah. Maka tidak heran bila terkadang dipertanyakan ke-‘ikhwanan’-nya atau ke-‘akhwatan’-nya bila belum bisa menjaga batas-batas pergaulan (hijab) ikhwan-akhwat.
Aktivis sekuler tak lagi segan
Seorang ustadz bercerita bahwa ada aktivis sekuler yang berkata kepadanya, ”Ustadz, dulu saya salut pada orang-orang rohis karena bisa menjaga pergaulan ikhwan-akhwat, namun kini mereka sama saja dengan kami. Kami jadi tak segan lagi.”
Ungkapan aktivis sekuler di atas dapat menohok kita selaku jundi-jundi yang ingin memperjuangkan agama-Nya. Menjaga pergaulan dengan lawan jenis memang bukanlah hal yang mudah karena fitrah laki-laki adalah mencintai wanita dan demikian pula sebaliknya. Hanya dengan keimanan yang kokoh dan mujahadah sajalah yang membuat seseorang dapat istiqomah menjaga batas-batas ini.
Pelanggaran batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat
Berikut ini adalah pelanggaran-pelanggaran yang masih sering terjadi:
 1. Pulang Berdua
Usai rapat acara rohis, karena pulang ke arah yang sama maka akhwat pulang bersama di mobil/ kendaraan umum. Berdua saja.
2. Rapat Berhadap-Hadapan
 Rapat dengan posisi berhadap-hadapan seperti ini sangatlah ‘cair’ dan rentan akan timbulnya ikhtilath. Alangkah baiknya  bila belum mampu menggunakan hijab dibuat jarak yang cukup antara ikhwan dan akhwat.
3. Tidak Menundukkan Pandangan (Gadhul Bashar)
Bukankah ada pepatah yang mengatakan, “Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati”. Maka jangan kita ikuti seruan yang mengatakan, ”Ah, tidak perlu gadhul bashar, yang penting kan jaga hati!” Namun, tentu aplikasinya tidak harus dengan cara selalu menunduk ke tanah sampai-sampai menabrak dinding. Mungkin dapat disiasati dengan melihat ujung-ujung jilbab atau mata semu/samping.
4. Duduk/ Jalan Berduaan
Duduk berdua di taman kampus untuk berdiskusi Islam (mungkin). Namun apapun alasannya, bukankah masyarakat kampus tidak ambil pusing dengan apa yang sedang didiskusikan karena yang terlihat di mata mereka adalah aktivis berduaan, titik. Maka menutup pintu fitnah ini adalah langkah terbaik kita.
5. “Men-take” Untuk Menikah
“Bagaimana, ukh? Tapi nikahnya tiga tahun lagi. Habis, ana takut antum diambil orang.” Sang ikhwan belum lulus kuliah sehingga ‘men-take’ seorang akhwat untuk menikah karena takut kehilangan, padahal tak jelas juga kapan akan menikahnya. Hal ini sangatlah riskan dan rentan terhadap perbuatan dosa lebih lanjut.
6. Telpon Tidak Urgen
 Menelpon dan mengobrol tak tentu arah, yang tak ada nilai urgensinya.
7. SMS Tidak Urgen
Saling berdialog via SMS mengenai hal-hal yang tak ada kaitannya dengan da’wah, sampai-sampai pulsa habis sebelum waktunya.
8. Berbicara Mendayu-Dayu
“Deuu si akhiii, antum bisa aja deh…..” ucap sang akhwat kepada seorang ikhwan sambil tertawa kecil dan terdengar sedikit manja.
9. Bahasa Yang Akrab
Via SMS, via kertas, via fax, via email ataupun via YM ataupun BBM. Message yang disampaikan begitu akrabnya, “Oke deh Pak fulan, nyang penting rapatnya lancar khaaan. Kalau begitchu.., ngga usah ditunda lagi yah, otre deh .“ Meskipun sudah sering beraktivitas bersama, namun ikhwan-akhwat tetaplah bukan sepasang suami isteri yang bisa mengakrabkan diri dengan bebasnya. Walau ini hanya bahasa tulisan, namun dapat membekas di hati si penerima ataupun si pengirim sendiri.
10. Curhat
“Duh, bagaimana ya…., ane bingung nih, banyak masalah begini … dan begitu, akh….” Curhat berduaan akan menimbulkan kedekatan, lalu ikatan hati, kemudian dapat menimbulkan permainan hati yang bisa menganggu tribulasi da’wah. Apatah lagi bila yang dicurhatkan tidak ada sangkut pautnya dengan da’wah.
11. Yahoo Messenger/Chatting Yang Tidak Urgen
YM termasuk fasilitas. Tidaklah berdosa bila ingin menyampaikan hal-hal penting di sini. Namun menjadi bermasalah bila topik pembicaraan melebar kemana-mana dan tidak fokus pada da’wah karena khalwat virtual bisa saja terjadi.
12. Bercanda ikhwan-akhwat
“Biasa aza lagi, ukhtiii… hehehehe,” ujar seorang ikhwan sambil tertawa. Bahkan mungkin karena terlalu banyak syetan di sekeliling, sang akhwat hampir saja mencubit lengan sang ikhwan.
Dalil untuk nomor 1-5:
a. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan.” (HR.Ahmad)
b. Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya……” (QS.24: 30)
c. Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya……” (QS.24: 31)
d. Rasulullah SAW bersabda, “Pandangan mata adalah salah satu dari panah-panah iblis, barangsiapa menundukkannya karena Allah, maka akan dirasakan manisnya iman dalam hatinya.
e.Rasulullah saw. Bersabda, “Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandangan yang satu dengan pandangan yang lain. Engkau hanya boleh melakukan pandangan yang pertama, sedang pandangan yang kedua adalah resiko bagimu.” (HR Ahmad)
Dalil untuk nomor 6-12:  ”… Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit di dalam hatinya...” (Al Ahzab: 32)
Di dalam Islam, pergaulan laki-laki dan perempuan sangatlah dijaga. Kewajiban berjillbab, menundukkan pandangan, tidak khalwat (berduaan) , tidak ikhtilath (bercampur baur), tidak tunduk dalam berbicara (mendayu-dayu) dan dorongan Islam untuk segera menikah, itu semua adalah penjagaan tatanan kehidupan sosial muslim agar terjaga kehormatan dan kemuliaannya.
Kehormatan seorang muslim sangatlah dipelihara di dalam Islam, sampai-sampai untuk mendekati zinanya saja sudah dilarang. “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra:32).
Pelanggaran di atas dapat dikategorikan kepada hal-hal yang mendekati zina karena jika dibiarkan, bukan tidak mungkin akan mengarah pada zina yang sesungguhnya, na’udzubillah. Maka, bersama-sama kita saling menjaga pergaulan ikhwan-akhwat. Wahai akhwat…., jagalah para ikhwan. Dan wahai ikhwan…., jagalah para akhwat. Jagalah agar tidak terjerumus ke dalam kategori mendekati zina. Jagalah hatimu juga jagalah saudarimu dari dosa yang menjerumuskan ke dalam api neraka.
Ya Rabbi…, istiqomahkanlah kami di jalan-Mu. Jangan sampai kami tergelincir ataupun terkena debu-debu yang dapat mengotori perjuangan kami di jalan-Mu, yang jika saja Engkau tak tampakkan kesalahan-kesalahan itu pada kami sekarang, niscaya kami tak menyadari kesalahan itu selamanya. Ampunilah kami ya Allah…… Tolonglah kami membersihkannya hingga dapat bercahaya kembali cermin hati kami. Kabulkanlah ya Allah… “
Waspadalah..waspadalah..
(dikuti dari www.myquran.com)
http://yusvazalea.wordpress.com/2012/02/25/duh-jaga-hijab-dong-mba-mas-refleksi/

Wahai Muslimah, akuilah dirimu menjadi fitnah dari kebanyakan lelaki

Relakah Dirimu Menjadi Hiasan Syaitan Di dunia & Dunia Maya?
 
p/s: bagus tuk peringatan kita....kaum hawa....sila ambil perhatian.....share la dgn yg lain..mgkn ada yg pernah bc...tp bc skali lg tuk peringatan kita bersama... 

Malam pasangannya siang, Jaga pasangannya tidur, Rajin pasangannya malas, Dan lelaki pasangannya perempuan.

Kerana perempuan adalah pasangan kepada lelaki, maka Allah telah menciptakan bentuk badan wanita itu dapat memikat hati lelaki.

Bila berkata tentang terpikat, maka ia ada hubung kait dengan nafsu. Jika ia ada hubungkait dengan nafsu, ianya ada hubungan pula dengan bisikan syaitan.

Jadi untuk mengawal nafsu, mestilah dikawal dengan iman. Untuk mendapatkan iman mesti menurut perintah Allah dan RasulNya dan menjauhi laranganNya.

Pada mata lelaki, perempuan ini adalah simbol. Simbol apa, semua orang tahu. Orang lelaki mempunyai imaginasi yang nakal jika tidak dikawal dengan iman. Maka mata lelaki ini selalu menjalar apabila terlihat seorang perempuan.

Setiap bentuk badan seorang perempuan boleh dihayati oleh seorang lelaki dengan berbagai-bagai tafsiran nakal nafsu. Apabila seorang lelaki terlihat seorang perempuan, maka perkara pertama yang akan dilihatnya ialah rambut wanita berkenaan. Maka akan ditafsirlah berbagai2 cara oleh seorang lelaki akan rambut wanita berkenaan.

Oleh kerana itulah wanita wajib menutup rambutnya. Apabila rambut wanita itu telah ditutup, maka mata lelaki itu akan turun ke bawah melihat bentuk lehernya, maka wajiblah wanita itu menutup lehernya. Maka mata lelaki itu akan turun lagi melihat bentuk payu daranya, maka wanita itu berkewajipanlah menutup bentuk payu daranya dengan melabuhkan tudungnya.

Setelah itu mata lelaki akan turun lagi melihat bentuk ramping pinggangnya, maka labuhkanlah pakaian supaya tidak ternampak bentuk pinggangnya, maka mata lelaki itu akan melihat pula akan bentuk punggungnya, maka wajiblah wanita itu membesarkan pakaiannya agar bentuk punggung tidak kelihatan, dan lelaki itu akan pula melihat bentuk pehanya, maka janganlah sesekali wanita itu memakai kain yang agak ketat sehingga terlihat bentuk pehanya walau sedikit, maka akan dilihat lagi oleh lelaki itu akan bentuk kakinya pula, maka janganlah wanita itu berseluar, kerana terus-terang pihak lelaki bercakap, walau muslimah itu bertudung labuh, berbaju labuh, jika beliau memakai seluar,walau nampak besar sedikit, nafsu kami lelaki akan terusik secara sepontan, entah tak tahu Kenapa?

Mata lelaki ini nakal, setelah tidak ternampak akan bentuk kakinya, maka akan dilihatlah pula akan mata lelaki itu kepada kakinya, maka wajiblah wanita itu untuk menolong lelaki itu tidak berdosa, menutup kakinya dengan melabuhkan kain, atau memakai stokinyg warnanya jangan sesekali berwarna kulit perempuan, maka mata lelaki ini akan kembali ke atas, akan melihat pula bentuk tangan wanita itu, maka tolonglah wahai muslimah, agar melabuhkan tudung menutupi bentuk tangannya yang indah pada pandangan lelaki.

Maka wahai lelaki, janganlah pula kamu melihat mukanya, kerana ia akan menimbulkan fitnah, kecuali jika kamu wahai lelaki, ingin meminangnya. Jika wanita itu cukup soleh, takut mukanya yang cantik akan menimbulkan fitnah, maka berpurdahlah kamu, jika itu lebih baik untuk kamu.
Tetapi mata lelaki ini ada satu lagi jenis penyakit,iaitu mata lelaki itu akan tertangkap dengan sepontan jika ia terlihat warna yang menyerlah atau terang jika ianya berada pada perempuan.

Maka oleh itu wahai perempuan, tolonglah jangan memakai pakaian yang warnanya terang-terangan sangat. Jika hendak pakai pun, pakailah untuk suami. Itulah wahai muslimah, jika anda semua ingin tahu apakah dia mata lelaki itu, dan perlu diingatkan, jika semua aurat telah ditutup, jangan anggap tugas kita telah selesai, perlulah pula kita menjaga kehormatan diri masing2, jangan keluar seorang2,  keluarlah dengan mahram, atau keluarlah sekurang2nya 3 wanita agar tidak diganggu gangguan luar, mata lelaki pula janganlah menjalar langsung kepada muslimah, walau muslimah itu telah menutup aurat, insyaAllah selamat dunia akhirat.

Seperti firman Allah,"Dan tundukkanlah pandanganmu dan jagalah kemaluanmu". Dunia sekarang telah banyak yang cacat celanya, sehingga ketaraf seseorang yang memakai tudung masih beliau tidak menutup aurat, dan pada kaum lelaki, mata kamu itu wajib untuk tidak mencuri2 melihat wanita muslimah, kerana ia dilarangi oleh Allah SWT.

Ingat-ingatkanlah wahai muslimin muslimat. Sekilau-kilau berlian paling menarik untuk dicuri.. Seindah-indah ciptaan adalah yang paling sukar untuk dijaga…

Adalah hal yang wajar apabila seorang wanita ingin terlihat cantik, asalkan ditujukan untuk suaminya sendiri. Lalu bagaimana apabila ada wanita yang ingin terlihat cantik dengan jilbabnya tapi bukan untuk dilihat suaminya? Atau mempamerkan  gambar di FB agar semua mata memandangnya?

Duhai wanita muslimah yang merindukan Jannah, wanita seperti apakah yang ingin selalu tampil cantik tapi bukan untuk suaminya?

Siapakah yang telah meracunimu sedemikian rupa?

Apakah dirimu rela menjadi hiasan syaitan?

Sungguh menyedihkan, sungguh menyesakkan dada... Ingin menitis rasanya air mata ini menyaksikan tingkah laku wanita muslimah yang “berjilbab”, tetapi tidak memahami hikmah yang disyari’atkannya jilbab bagi mereka.

Dengan “sepotong” kain yang hanya menutupi rambutnya, mereka katakan telah berjilbab. Dengan “selembar” kain yang diikat-ikatkan ke lehernya, mereka katakan telah berjilbab. Yang lebih menyedihkan lagi, mereka mengenakan seluar jeans ketat agar dikatakan sebagai wanita muslimah yang dinamis. Bahkan berdandanberlebih-lebihanr agar terlihat cantik sehingga rela menjadi santapan mata para lelaki hidung belang. Allahul Musta’an

Duhai wanita muslimah, saudariku fillah. Janganlah kau jadikan dirimu sebagai fitnah bagi lelaki  yang beriman, meskipun kau katakan tidak berniat seperti itu. Janganlah kau jadikan dirimu hiasan syaitan. Ketahuilah, bahawa para wanita solehah yang merindukan Jannah tidak akan pernah rela menjadikan dirinya TONTONAN bagi kaum laki-laki yang bukan mahramnya. Para wanita yang beriman kepada hari akhir, tidak akan TEGA membuat lelaki yang beriman terfitnah oleh dirinya. Maka janganlah kau jadikan dirimu sebagai SUMBER FITNAH.

Bukankah kehancuran Bani Israil –bangsa yang terlaknat– berawal dari fitnah (godaan) wanita? Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

لُعِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيْلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُوْنَ. كَانُوا لاَ يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوْهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُوْنَ
“Telah terlaknat orang-orang kafir dari kalangan Bani Israil melalui lisan Nabi Dawud dan Nabi ‘Isa bin Maryam. Hal itu dikeranakan mereka bermaksiat dan melampaui batas. Adalah mereka tidak saling melarang dari kemungkaran yang mereka lakukan. Sangatlah buruk apa yang mereka lakukan.” (Al-Ma`idah: 79-78)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ، وَإِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيْهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُوْنَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيْلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ
“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau (indah mempersona), dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kalian sebagai khalifah (penghuni) di atasnya, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memerhatikan amalan kalian. Maka berhati-hatilah kalian terhadap DUNIA dan WANITA, kerana sesungguhnya awal fitnah (kehancuran) Bani Israil DARI KAUM WANITA.” (HR. Muslim, dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memperingatkan umatnya untuk berhati-hati dari fitnah wanita, dengan sabda baginda:

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلىَ الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Tidaklah aku meninggalkan fitnah sepeninggalku yang lebih berbahaya terhadap kaum lelaki dari fitnah (godaan) wanita.” (Muttafaqun ‘alaih, dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ، فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ
“Wanita itu aurat, maka bila ia keluar rumah, syaitan menghiasnya (dalam pandangan lelaki sehingga terjadilah fitnah).”

(Dishahihkan Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih At-Tirmidzi, Al-Misykat no. 3109, dan Al-Irwa’ no. 273. Dishahihkan pula oleh Al-Imam Muqbil ibnu Hadi Al-Wadi’i rahimahullahu dalam Ash-Shahihul Musnad, 2/36)

Sungguh, fitnah wanita termasuk cubaan terbesar dan paling mengerikan bagi kaum Adam. Kerana wanita, dua orang lelaki berkelahi. Lantaran wanita, dua kubu saling bermusuhan dan saling serang. Oleh sebab wanita, darah begitu murah dan mudah diguyurkan. Kerana wanita, seseorang dapat terjatuh ke dalam jurang kemaksiatan. Bahkan, kerana wanita, si cerdas yang baik dapat berubah menjadi dungu dan liar.
\
Jarir bin ‘Athiyyah al-Khathafi bersenandung:

إِنَّ العُيُوْنَ الَّتِيْ فِي طَرْفِهَا حَــوَرٌ قَتَلْنَنَا ثُمَّ لَمْ يُحْيِيْنَ قَتْــلاَناَ
يَصْرَعْنَ ذَا اللُّبِّ حَتَّى لاَ حَرَاكَ لَهُ وَهُنَّ أَضْعَفُ خَلْقِ اللّهِ إِنْـسَاناَ

Sesungguhnya indahnya mata-mata hitam wanita jelita
Telah membunuh kita dan tiada lagi menghidupkannya
Mereka pun taklukkan si cerdas hingga tiada berdaya
Sedang mereka manusia paling lemah dari ciptaan-Nya

Duhai wanita muslimah, saudariku fillah. Semaklah firman Allah Ta’ala berikut ini, semoga Allah Ta’ala menjauhkan dirimu dari perbuatan “ingin terlihat cantik” kepada selain suami:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرّ ُجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan tetaplah kalian tinggal di rumah-rumah kalian dan janganlah bertabarruj sebagaimana tabarrujnya orang-orang jahiliah yang awal.” (Al-Ahzab: 33)

وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ
“Apabila kalian meminta sesuatu keperluan kepada mereka maka mintalah dari balik hijab/ tabir, yang demikian itu lebih suci bagi hati kalian dan hati mereka.” (Al-Ahzab: 53)

Sungguh kusampaikan nasihat ini kepadamu, saudariku fillah, agar dirimu tidak temasuk orang-orang yang disebutkan dalam firman Allah Ta’ala berikut ini:

 وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِ نِينَ

“Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.” (Al-Baqarah: 8).
Modal mereka hanyalah makar dan tipu daya semata. Harta yang mereka miliki hanya dusta dan kebohongan belaka. Mereka memiliki otak materialistik untuk sekadar memuaskan semua pihak, kaum mukminin dan orang-orang kafir, sehingga boleh aman berada di antara golongan mana pun. 

Allah Ta’ala berfirman:
يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ
“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sedar.” (Al-Baqarah: 9)

Hati mereka sudah dipenuhi oleh penyakit syubhat dan syahwat, sehingga membinasakannya. Tujuan-tujuan buruk telah menguasai keinginan dan niat mereka sehingga merusaknya. Kerusakan mereka telah menghantarkan kepada kebinasaan sehingga para doktor yang pakar pun tidak mampu mengubatinya. Firman Allah Ta’ala:

فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (Al-Baqarah: 10)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كل بني آدم خطاء. وخير الخطائين التوابون
“Setiap anak Adam itu pasti bersalah (pernah berbuat salah). Dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang-orang yang bertaubat (kepada Allah).” (Hadits shahih riwayat at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan selain keduanya)

Allah Ta’ala berfirman:

الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ وَأُولَئِكَ هُمْ أُولُو الألْبَابِ
“Mereka yang mendengarkan perkataan, lalu mereka mengikuti dengan sebaik-baiknya. Mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang menggunakan akal.” (Az Zumar: 18)

وَاللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَنْ تَمِيلُوا مَيْلا عَظِيمًا
“Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).” (An Nisaa’: 27)


Semoga bermanfaat….wallahu ‘aklam bissowaf...


 
http://fadhilahq.blogspot.com/2011/11/wahai-muslimah-akuilah-dirimu-menjadi.html

Mengharap Ridho الله swt.

keindahan yang tersimpan dalam Ta'aruf

undefined undefined
Bagi setiap aktivis da’wah, yang sudah memilih da’wah sebagai jalan hidupnya, tentunya harus memiliki kepribadian Islamiyyah yang berbeda dengan orang-orang yang belum tarbiyah tentunya. Salah satu akhlak (kepribadian Islami) yang harus dimiliki setiap ikhwan atau akhwat adalah ketika memilih menikah tanpa pacaran. Karena memang dalam Islam tidak ada konsep pacaran, dengan dalih apapun. Misalnya, ditemani orang tualah, ditemani kakak atau adiklah sehingga tidak berdua-duan. Semua sudah sangat jelas dalam Alqur’an surat Al Isra ayat 32 yang artinya ”Dan janganlah kamu mendekati zina ; (zina) itu sungguh perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.”. Apalagi sudah menjadi fihtrah bagi setiap pria pasti memiliki rasa ketertarikan pada wanita begitu pula sebaliknya. Namun Islam memberikan panduan yang sangat jelas demi kebaikan ummatnya. Mampukah tiap diri kita menata semua, ya perasaan cinta, kasih sayang benar-benar sesuai dengan syari’ah? Dalam buku Manajemen Cinta karya Abdullah Nasih Ulwan, juga disebutkan, cinta juga harus dimanage dengan baik, terutama cinta pada Allah SWT, Rasulullah SAW, cinta terhadap orang-orang shalih dan beriman. Jadi tidak mengumbar cinta secara murahan atau bahkan melanggar syariat Allah SWT.

Lalu bagaimanakah kiat-kita ta’aruf Islami yang benar agar nantinya tercipta rumah tangga sakinah mawaddah warohmah, berikut pengalaman penulis 14 tahun lalu yaitu :

1.Melakukan Istikharoh dengan sekhusyu-khusyunya
Setelah ikhwan mendapatkan data dan foto, lakukanlah istikharoh dengan sebaik-baiknya, agar Allah SWT memberikan jawaban yang terbaik. Dalam melakukan istikharoh ini, jangan ada kecenderungan dulu pada calon yang diberikan kepada kita. Tapi ikhlaskanlah semua hasilnya pada Allah SWT. Luruskan niat kita, bahwa kita menikah memang ingin benar-benar membentuk rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah. Seseorang biasanya mendapatkan sesuatu sesuai dengan apa yang diniatkannya.

2.Menentukan Jadwal Pertemuan (ta’aruf Islami)
Setelah Ikhwan melakukan istikharoh dan adanya kemantapan hati, maka segerlah melaporkan pada Ustadz, lalu Ustadz pun memberikan data dan foto kepada Ustadzah (guru akhwat), dan memberikan data dan foto ikhwan tersebut kepada Akhwat. Biasanya akhwat yang memang sudah siap, Insya Allah setelah istikharoh juga segera melaporkan kepada Ustadzahnya. Lalu segeralah atur jadwal pertemuan ta’aruf tersebut. Bisa dilakukan di rumah Ustadzah akhwatnya. Memang idealnya kedua pembimbing juga hadir, sebagai tanda kasih sayang dan perhatian terhadap mutarabbi (murid-murid). Hendaknya jadwal pertemuan disesuaikan waktunya, agar semua bisa hadir, pilihlah hari Ahad, karena hari libur.

3.Gali pertanyaan sedalam-dalamnya
Setelah bertemu, hendaknya didampingi Ustadz dan Ustadzah, lalu saling bertanyalah sedalam-dalamnya, ya bisa mulai dari data pribadi, keluarga, hobi, penyakit yang diderita, visi dan misi tentang rumah tangga. Biasanya pada tahap ini, baik ikhwan maupun akhwat agak malu-malu dan grogi, maklum tidak mengenal sebelumnya. Tapi dengan berjalannya waktu, semua akan menjadi cair. Peran pembimbing juga sangat dibutuhkan untuk mencairkan suasana. Jadi tidak terlihat kaku dan terlalu serius. Dibutuhkan jiwa humoris, santai namun tetap serius.
Silakan baik ikhwan maupun akhwat saling bertanya sedalam-dalamnya, jangan sungkan-sungkan, pada tahap ini. Biasanya pertanyaan-pertanyaan pun akan mengalir.

4.Menentukan waktu ta’aruf dengan keluarga akhwat
Setelah melakukan ta’aruf dan menggali pertanyaan-pertanyaan sedalam-dalamnya, dan pihak ikhwan merasakan adanya kecocokan visi dan misi dengan sang akhwat, maka ikhwan pun segera memutuskan untuk melakukan ta’aruf ke rumah akhwat, untuk berkenalan dengan keluarga besarnya. Ini pun sudah diketahui oleh Ustadz maupun Ustadzah dari kedua belah pihak. Jadi memang semua harus selalu dikomunikasikan, agar nantinya hasilnya juga baik. Jangan berjalan sendiri. Sebaiknya ketika datang bersilaturahim ke rumah akhwat, Ustadz pun mendampingi ikhwan sebagai rasa sayang seorang guru terhadap muridnya. Tetapi jika memang Ustadz sangat sibuk dan ada da’wah yang tidak bisa ditinggalkan, bisa saja ikhwan didampingi oleh teman pengajian lainnya. Namun ingat,ikhwan jangan datang seorang diri, untuk menghindarkan fitnah dan untuk membedakan dengan orang lain yang terkenal di masyarakat dengan istilah ’ngapel’ (pacaran).
Hendaknya waktu ideal untuk silaturahim ke rumah akhwat pada sore hari, biasanya lebih santai. Tapi bisa saja diatur oleh kedua pihak, kapan waktu yang paling tepat untuk silaturahim tersebut.

5.Keluarga Ikhwan pun boleh mengundang silaturahim akhwat ke rumahnya
Dalam hal menikah tanpa pacaran, adalah wajar jika orang tua ikhwan ingin mengenal calon menantunya (akhwat). Maka sah-sah saja, jika orang tua ikhwan ingin berkenalan dengan akhwat (calon menantunya). Sebaiknya ketika datang ke rumah ikhwan, akhwat pun tidak sendirian, untuk menghindari terjadinya fitnah. Dalam hal ini bisa saja akhwat ditemani Ustadzahnya ataupun teman pengajiannya sebagai tanda perhatian dan kasih sayang pada mutarabbi.

6.Menentukan Waktu Khitbah
Setelah terjadinya silaturahim kedua belah pihak, dan sudah ada kecocokan visi dan misi dari ikhwan dan akhwat juga dengan keluarga besanya, maka jangalah berlama-lama. Segeralah tentukan kapan waktu untuk mengkhitbah akhwat. Jarak waktu antara ta’aruf dengan khitbah, sebaiknya tidak terlalu lama, karena takut menimbulkan fitnah.

7.Tentukan waktu dan tempat pernikahan
Pada prinsipnya semua hari dan bulan dalam Islam adalah baik. Jadi hindarkanlah mencari tanggal dan bulan baik, karena takut jatuh ke arah syirik. Lakukan pernikahan sesuai yang dicontohkan Rasulullah SAW, yaitu sederhana, mengundang anak yatim, memisahkan antara tamu pria dan wanita, pengantin wanita tidak bertabarruj (berdandan),makanan dan minuman juga tidak berlebihan.

Semoga dengan menjalankan kiat-kiat ta’aruf secara Islami di atas, Insya Allah akan terbentuk rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah…yang menjadi dambaan setiap keluarga muslim baik di dunia maupun di akhirat.

Teriring doaku yang tulus kepada ikhwah dan akhwat fillah yang akan melangsungkan pernikahan kuucapkan ”Baarokallahu laka wa baaroka ’alaika wajama’a bainakumaa fii khoirin..

Dan bagi sahabat-sahabatku yang belum menikah, teriring doa yang tulus dari hatiku, semoga Allah SWT memberikan jodoh yang terbaik untuk semua baik di dunia maupun di akhirat..Aamiin ya Robbal ’alamiin.
http://bidadari-bermata-bening.blogspot.com/2010/07/keindahan-yang-tersimpan-dalam-taaruf.html

Menikah

Menikah? wah satu kata ini pasti yang paling dirindukan oleh para akhwat yang mendengarnya…(ikhwan juga tentunya), tapi disini saya hanya ingin mengetengahkan tema menarik ini terutama untuk para calon isteri saja… Kok gitu? absolutely yes, since I am a wife so I will tell you what the wives use to deal with..

Jadi begini akhwat sekalian yang sangat penasaran dengan ‘gimana sih dunia pernikahan itu?’

Let me tell you dear sis… menikah tuh nggak cuma melulu soal cinta-cinta, bermesraan, bunga-bunga, dan hal indah-indah semacamnya. Oke kita yang udah menikah juga nggak menafikan betapa berharganya anugerah Allah berupa cinta dan kasih sayang ini.

Bayangin, kita yang dulu cuma berakrab-akrab ria dengan teman perempuan yang lain, bercanda ria, saling curhat hanya dengan sesama sahabat putri (catet ya: ini bagi kami yang nggak kenal pacaran lho..), lalu tiba-tiba ada ‘makhluk’ lain didepan kita, makhluk yang sebelumnya nggak kita kenal, yang jika ketemu aja kita nggak mau lihat wajahnya karena takut kena fitnah, dan bahkan makhluk yang telapak kaki kitapun tak mau kita perlihatkan kepadanya (karena itulah yang dituntunkan syariat), then suddenly..setelah menikah semua itu nggak berlaku lagi kan…

Nah, ternyata akhwatifillah, dalam bingkai pernikahan memang Allah telah menghalalkan apa-apa yang sebelumnya haram, kita mau bikin cerita cinta seperti Rasulullah sallallahu alaihi wasallam dan bunda Aisyah…, kejar-kejaran dengan dia ditaman bunga gitu, ya tentu aja boleh.

Ya itulah karunia Allah kepada sepasang laki-laki dan wanita yang disatukan dalam tali pernikahan. Lha kalo yang belum nikah kayak begitu (yang orang sekarang bilang pacaran) itu namanya menentang larangan Allah, karena Allah telah berfirman,

“Dan janganlah kamu dekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isro’: 32)
Sementara orang yang pacaran tentu saja mendekati zina (memandang, menyentuh, mencium, dll) dan bahkan banyak yang jatuh kepada zina itu sendiri, naudzubillah min dzalik. Ingat kan sebuah hadist dari Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam tentang kisah beliau ketika di isra’ mi’rajkan dimana beliau melihat sebuah tempat yang mirip tungku yang besar dimana ada pria dan wanita telanjang disana dan dinyalakan api dari bawah tungku tersebut, ketika Nabi bertanya kepada malaikat yang membawa beliau, ia menjawab bahwa mereka adalah laki-laki dan perempuan yang berzina di dunia.
Baiklah kembali kepada tema, jadi menikah nggak melulu soal cinta, namun ada hal besar lainnya disana ya ukhty,..Setelah menikah, maka kita memasuki kehidupan yang lain dari sebelumnya, ibarat anak SD yang mau masuk SMP, maka akan ada peningkatan ilmu yang berbeda yang harus kita jalani. Dan disinilah kita akan memahami (benar-benar memahami) apa yang dimaksudkan dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala,

“Maka wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi menjaga diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah menjaga mereka…”(QS. An Nisa : 34)

dan juga sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam,
“Tiada kekayaan yg diambil seorang mukmin setelah takwa kepada Allah yang lebih baik dari istri sholihah; jika dia menyuruhnya iapun taat, jika dilihat menyenangkan dan jika diberi mau berterima kasih, dan jika suaminya pergi maka dia menjaga dirinya dan harta suaminya.” (Hadits Riwayat Ibn Majah)
know why?

karena kita nggak hidup sendiri lagi ukhty, kita punya seseorang yang harus kita urus dari bangun tidur hingga mau tidur lagi.
Jika sebelum menikah, mau makan kita tinggal makan, mau pergi keluar tinggal keluar (jika tinggal dengan orang tua harus ijin mereka dulu), mau ngobrol sama teman sepuasnya tinggal ngobrol, mau ambil keputusan tinggal ambil, mau tidur tinggal tidur, mau nggak mandi seharian juga nggak ada yang negur, mau pake baju lusuh dirumah juga biarin.
Namun semua itu lain keadaannya jika kita telah menikah (dan bila kita ingin menjadi isteri yang salihah yang balasannya adalah Jannah).
Mau tak mau kita harus tinggalkan kebiasaan lama dulu dan mesti dirubah, karena…
Disana akan ada seseorang yang harus kita siapkan makanan ketika tiba waktu makan
ada seseorang yang harus kita siapkan bajunya untuk dicuci, disetrika,
Ada seseorang yang harus kita mintai ijin ketika kita mau keluar,
ada seseorang yang harus kita hormati dan ikuti keputusannya walaupun tidak sreg dengan ego kita,
ada seseorang yang harus kita mintai ijin ketika kita akan membelanjakan uang (kecuali jika itu uang penghasilan kita sendiri),
dan ada seseorang yang harus kita utamakan dari orang lain disekitar kita (misal kalau ada suami disamping kita jangan keenakan ngobrol ngalur-ngidul di telefon dengan teman lama, sedangkan suami dicuekin),
ada seseorang yang didepannya kita harus hadirkan penampilan yang terbaik, perhatikan dandanan dan wewangian (Peringatan: cuma dipakai didepan suami lho, not for public consumption!)

Duhai Akhwat_Ikhwan




Duhai akhwat idaman, dimanakah kau kini berada? Aneh, mengapa kini aku terlalu sering menemukanmu dimana-mana, apakah kau tak lagi menjadi idaman para pengidam kesucian, tak lagi special, bak bidadari syurga yang hadir di bumi, tak pernah tersentuh jin dan manusia.

Tak kubayang, akhwatku hilang, tak lekang, dimakan jaman yang garang. Dulu kau tak terlihat, tapi aku tak perlu mencari-cari dirimu. Karena aku yakin kau ada, seperti keyakinanku beriman kepada yang ghoib. Semakin ghoib, semakin indah, semakin beriman. Wuih. Subahanallah.

Tapi kini kau tak lagi ghoib, kau begitu menyebar, kau begitu visual, kau begitu obral, sehingga justru aku kehilanganmu di antara kerumunanmu. Terlihat tapi tak terlihat, tak terlihat justru terlihat.

Duhai akhwatku, yang cantik menawan iman. Ketahuilah bahwa semakin ghoib dirimu maka semakin besar energi dirimu, sehingga semakin besar kualitas keakhwatanmu, maka semakin aku merindukanmu. Kami menyayangimu. Sayang sekali jika kau tak menyayangi dirimu sendiri lagi; dalam kekhawatiranmu yang berlebihan pada Tuhan.

Ku tahu kau berhijab dalam hizibmu. Tapi mengapa harus kau lupakan inti perjuanganmu, apakah karena hizibmu tidak lagi tegas padamu. Apakah identitasmu harus bergantung pada identitas hizibmu yang mulai teragu?

Ku yakin, kau tahu bahwa kau bagai perhiasan di mata ikhwan atau kawan. Dan karakter dari perhiasan adalah butuhnya sebuah atau banyak perhatian. Yang memperhatikan nikmat, yang diperhatikan bahagia. Dan biasanya perhiasan eksklusif berkarakter : diam, tersembunyi, dijaga ketat, personal & privacy, dan hanya orang-orang yang sudah menunaikan akad “jual beli” yang boleh memakainya. Kecuali perhiasan murahan, tak perlu akad spesial pun sudah bisa dipakai siapapun …. lalu menjadi manusia terbuang…na’udzubillahi min dzalik.

Duhai akhwat budiman kekasih ikhwan beriman, perhatikanlah bahwa kau adalah perhiasan terindah. Bisakah kau bayangkan, bahwa perhiasan itu “diam”nya saja sudah indah dan menggoda. Maka apa yang terjadi jika engkau pun bergerak – kesana kemari- sehingga mata ikhwan memandangmu, sengaja tidak sengaja, sebab syaitan itu cerdas dan waras. Sedangkan ikhwan itu cerdas tapi terbatas. Karena ikhwan itu terbatas, maka kau harus membatasi diri dari pandangannya, agar syaitan usahanya pun terbatas menggoda manusia beriman, akhwat dan ikhwan.

Kuharap kau lebih banyak diam yang penuh gerakan, daripada gerakan yang membuat ikhwan terdiam. Pahamkah maksudku? Kau begitu indah untuk tidak diperhatikan, perhiasan itu begitu banyak yang memperhatikan, kadang saling bersaing antara satu perhaiasan dengan perhiasan lainnya, bersaing untuk diperhatikan… tentu saja karena adanya perhatian. Perhatian hadir karena adanya sumber perhatian dan adanya yang memperhatikan.

Fokus dakwah pun kadang berubah, bahasan bab menikah dan poligami lebih menjadi perhatian daripada bagaimana cara memperjuangkan dakwah ini, dan mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah, Ilahi Robbi?

Duhai akhwat, kau bukan syahwat; ku tak menyalahkanmu, tapi marilah mulai hari ini sama-sama kita mengambil porsi yang tidak melampaui suci. Sebab akhwat itu wanita, dan wanita itu makhluk indah sejati yang penuh perasaan, maka perlu diberikan banyak batasan. Agar perasaannya tidak meluap dan tumpah di sembarang nyawa. Jika satu atau dua batasan sudah mulai dianggap tak membatasi, maka berkhawatir dirilah jika engkau kesulitan mengontrol perasaanmu yang agung itu….

Wahai akhwat sejati, bukanlah karena cantikmu engkau diperhatikan, tapi karena diperhatikanlah engkau menjadi cantik. Berterimakasihlah kepada orang-orang yang memperhatikanmu, dan bersyukurlah kepada Allah agar DIA tetap memperhatikanmu. Kalau Allah yang memperhatikanmu, maka para ikhwan beriman pun insya Allah tak sungkan tuk memperhatikanmu. Tapi kalau perhatian manusia yang engkau kejar, maka kemanakah kau tempatkan perhatian Tuhanmu, dari hatimu yang agung, wahai calon ibu, wanita yang paling perhatian….dan butuh perhatian. Harus diperhatikan.

"Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap". { Q.S. Al-Insyiroh (94) : 8} http://alohaazahr.blogspot.com/2012/02/duhai-akhwatikhwan.html

Belajar dan Mengenal IP Address, Subnetting, dan VLSM

IP Address
IP Address adalah alamat yang diberikan ke jaringan dan peralatan jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. IP Address terdiri atas 32 bit (biary digit atau bilangan duaan) angka biner yang dibagi dalam 4 oket (byte) terdiri dari 8 bit. Setiap bit mempresentasikan bilangan desimal mulai dari 0 sampai 255.
Jenis-jenis IP Address terdiri dari :
1. IP Public
Public bit tertinggi range address bit network address
kelas A 0 0 – 127* 8
kelas B 10 128 – 191 16
kelas C 110 192 – 223 24
kelas D 1110 224 – 239 28
2. Privat
IP Privat ini dapat digunakan dengan bebas tetapi tidak dikenal pada jaringan internet global. Karena itu biasa dipergunakan pada jaringan tertutup yang tidak terhubung ke internet, misalnya jaringan komputer ATM.
10.0.0.0 – 10.255.255.255
172.16.0.0 – 172.31.255.255
192.168.0.0 – 192.168.255.255
Kesimpulan
1.0.0.0 – 126.0.0.0 : Kelas A.
127.0.0.0 : Loopback network.
128.0.0.0 – 191.255.0.0 : Kelas B.
192.0.0.0 – 223.255.255.0 : Kelas C.
224.0.0.0 = 240.0.0.0 : Class E, reserved.
3. Ipv6
terdiri dari 16 oktet, contoh :
A524:72D3:2C80:DD02:0029:EC7A:002B:EA73
Subneting
Seorang Network Administrator sering kali membutuhkan pembagian network dari suatu IP Address yang telah diberikan oleh Internet Service Provider (ISP). Dikerenakan persedian IP Address pada saat ini sangat terbatas akibat menjamurnya situs-situs di internet. Cara untuk membagi network ini disebut dengan subneting dan hasil dari subneting disebut subnetwork. Langkah-langkah subneting adalah sbb :
contoh 2:
Suatu perusahaan mendapatkan IP adress dari suatu ISP 160.100.0.0/16, perusahan tersebut mempunyai 30 departemen secara keseluruhan, dan ingin semua departemen dapat akses ke internet. Tentukan network tiap departemen ?
Solusi ;
1. Tentukan berada dikelas mana ip tersebut ? B
2. Berapa jumlah network yang dibutuhkan ?
dengan rumus 2n > network yang dibutuhkan
25 > 30
3. Ubah menjadi biner
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000
4. Ambil bit host-portion sesuai dengan kebutuhkan network, sehingga
network-portion host-portion
10100000 01100100 _ _ _ _ _ 000 00000000
11111111 11111111 1 1 1 1 1 000 00000000
perhatikan oktet ketiga
_ _ _ _ _ 000
1 1 1 1 1 000

Cara 1

Dengan mengkombinasikan bit
00001 000 = 8
00010 000 = 16
00011 000 = 24
00100 000 = 32
00101 000 = 40
00110 000 = 48
……………
11111 000 = 248
Cara 2
Mengurangi subnet mask dgn bilangan 256
11111 000 = 248
256 – 248 = 8 maka subnetwork adalah kelipatan 8
No Depertemen Subnetwork (255.255.248.0)
1 Pertama 160.100.8.0
2 Kedua 160.100.16.0
3 Ketiga 160.100.24.0
4 Keempat 160.100.32.0
5 Kelima 160.100.40.0
6 Keenam 160.100.48.0
7 Ketujuh 160.100.56.0
.. ………….
30 Ketigapuluh 160.100.248.0
Maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.8.0 160.100.15.255 160.100.8.1 – 160.100.15.254
160.100.16.0 160.100.23.255 160.100.16.1 – 160.100.23.254
160.100.24.0 160.100.31.255 160.100.24.1 – 160.100.31.254
160.100.32.0 160.100.39.255 160.100.32.1 – 160.100.39.254
160.100.40.0 160.100.47.255 160.100.40.1 – 160.100.47.254
160.100.48.0 160.100.55.255 160.100.48.1 – 160.100.55.254
160.100.56.0 160.100.63.255 160.100.56.1 – 160.100.63.254
160.100.64.0 160.100.71.255 160.100.64.1 – 160.100.71.254
160.100.72.0 160.100.79.255 160.100.72.1 – 160.100.79.254
…….. ………. ………….
160.100.248.0 160.100.255.255 160.100.248.1 – 160.100.255.254
VLSM (Variable Leght Subnet Mask)
Konsep subneting memang menjadi solusi dalam mengatasi jumlah pemakaian IP Address. Akan tetapi kalau diperhatikan maka akan banyak subnet. Penjelasan lebih detail pada contoh :
contoh 2:
Pada suatu perusahaan yang mempunyai 6 departemen ingin membagi networknya, antara lain :
1. Departemen A = 100 host
2. Departemen B = 57 host
3. Departemen C = 325 host
4. Departemen D = 9 host
5. Departemen E = 500 host
6. Departemen F = 25 host
IP Address yang diberikan dari ISP adalah 160.100.0.0/16
Apabila kita menggunakan subneting biasa maka akan mudah di dapatkan akan tetapi hasil dari subneting (seperti contoh 1) tersebut akan terbuang sia-sia karena hasil dari subneting terlalu banyak daripada jumlah host yang dibutuhkan. Maka diperlukan perhitingan VLSM yaitu :
1. Urut kebutuhan host yang diperlukan
1. Departemen E = 500 host
2. Departemen C = 325 host
3. Departemen A = 100 host
4. Departemen B = 57 host
5. Departemen F = 25 host
6. Departemen D = 9 host
2. Ubah menjadi biner
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000
Jika pada subneting dimabil dari network maka pada VLSM diambil pada dari host
l Untuk 500 host
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000
Untuk 500 host dimabil 9 bit dari host-portion karena
2n-2 > jumlah host
Hasilnya 160.100.0.0/23
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.0.0/23 160.100.0.255 160.100.0.1 – 160.100.1.254
160.100.2.0/23 160.100.2.255 160.100.2.1 – 160.100.3.254
160.100.4.0/23 160.100.4.255 160.100.4.1 – 160.100.5.254
160.100.6.0/23 160.100.6.255 160.100.6.1 – 160.100.7.254
160.100.8.0/23 160.100.8.255 160.100.8.1 – 160.100.9.254
…….. ………. ………….
160.100.254.0/23 160.100.254.255 160.100.254.1 – 160.100.255.254
l Untuk 325 host kita masih dapat menggunakan subnet dari 500 host karena masih dalam arena 29 dan pilihlah subnet yang belum digunakan.
l Untuk 100 host menggunakan 28 > 100 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.2.0/24
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000010 00000000
maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.2.0/24 160.100.2.255 160.100.2.1 – 160.100.2.254
160.100.3.0/24 160.100.3.255 160.100.3.1 – 160.100.3.254
l Untuk 57 host menggunakan 26 >57 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.3.0/24
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000011 00000000
maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.3.0/26 160.100.3.91 160.100.3.1 – 160.100.3.90
160.100.3.64/26 160.100.3.63 160.100.3.65 – 160.100.3.126
160.100.3.128/26 160.100.3.127 160.100.3.129 – 160.100.3.190
160.100.3.192/26 160.100.3.191 160.100.3.193 – 160.100.3.254
l Untuk 25 host menggunakan 25 > 25 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.3.192/25
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000011 00000000
maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.3.192/27 160.100.3.223 160.100.3.193 – 160.100.3.222
160.100.3.224/27 160.100.3.255 160.100.3.225 – 160.100.3.254
l Untuk 9 host menggunakan 24 > 16 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.3.224/25
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000011 00000000
maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.3.224/28 160.100.3.239 160.100.3.225 – 160.100.3.227
160.100.3.240/28 160.100.3.255 160.100.3.241 – 160.100.3.254
Artikel by: Gindo Ariefman
Note: Penulis adalah Asisten CNAP (Cisco Networking Academy Program) di Lab Komp Fisika UI, Jika ada pertanyaan silahkan dapat menghubungi beliau, thx :-)
http://www.wikanpribadi.com/belajar-dan-mengenal-ip-address-subnetting-dan-vlsm/