“Aku akan memalingkan orang-orang yg menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yg benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku.” .
Takabbur atau sombong adl lawan kata dari
tawaddu’ atau rendah hati dan merupakan salah satu jenis penyakit hati yg telah memakan banyak
korban seperti Raja Fir’aun dan
bala tentaranya Namrud Abu Jahal dan Abu lahab kaum Yahudi dan masih banyak lagi. Menurut
tata bahasa “takabbur” semakna dgn
ta’azhzum
yakni menampak-nampakkan keagungan dan kebesarannya merasa agung dan
besar. Penyusun kamus Lisanul Arab mengatakan “takabbur dan istikbar
ialah
ta’azhzum merasa besar dan menampak-nampakkan kebesarannya
.” Perbedaan antara takabur ujub dan ghurur adl bahwa ujub itu mengagumi
atau membanggakan diri dari segala seuatu yg timbul darinya baik berupa
perkataan maupun perbuatan tapi tidak merendahkan dan meremehkan orang lain.
Ghurur adl sikap ujub yg ditambah sikap meremehkan dan menganggap kecil apa yg timbul dari orang lain tapi tidak merendahkan orang lain.
“Tidaklah masuk surga orang yg didalam hatinya ada penyakit kibr meskipun hanya seberat dzarroh.” Kemudian ada seorang laki-laki berkata
“Sesungguhnya seseorang itu suka pakaiannya bagus dan sandalnya/sepatunya bagus.” Beliau menjawab
“Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Kibr itu ialah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” . Sebab-Sebab Takabur
Rusaknya
penilaian dan tolak ukur kemuliaan manusia. Di antara faktor yg
menyebabkan timbulnya takabur ialah terjadinya nilai dan cara pandang manusia yg rusak. Mereka memandang mulia dan hormat kepada orang-orang yg kaya harta meskipun dia itu ahli maksiat dan menjauhi manhaj dan aturan Allah. Orang yg hidup dalam kondisi seperti ini sudah barang tentu akan begitu mudah sombong merendahkan dan meremehkan orang lain kecuali orang yg dirahmati Allah. “Apakah
mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yg Kami berikan kepada mereka
itu Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaika kepada mereka ? Tidak
sebenarnya mereka tidak sadar.” . “Dan mereka berkata “Kami lbh
banyak mempunyai harta dan anak-anak dan kami sekali-kali tidak akan
diadzab. Katakanlah ‘Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rizki bagi siapa
yg dikehandi-Nya dan menyempitkan akan tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui. Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan pula anak-anak kamu
yg mendekatkatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yg
beriman dan mengerjakan amal-amal sholeh mereka itulah yg memperoleh
balasan yg berlipat ganda disebabkan apa yg telah mereka kerjakan; dan
mereka aman sentosa ditempat-tempat yg tinggi ‘.” .
Membandingkan ni’mat yg diperolehnya dgn yg diperoleh orang lain dgn melupakan Pemberi ni’mat. “Dan berikanlah kepada mereka sebuah perumpamaan dua orang laki-laki Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya dua buah kebun anggur dan Kami kelilingi kedua kebun itu dgn pohon-pohon korma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang.” . “Dan
dia mempunyai kekayaan besar maka ia berkata kepada kawannya ketika ia
bercakap-cakap dgn dia ‘Hartaku lbh banyak daripada hartamu dan
pengikut-pengikutku lbh kuat’.” .
Sikap tawadhu’ orang lain yg berlebihan.Kadang-kadang ada sebagian orang yg bersikap tawadhu’ secara berlebihan hingga tidak mau berhias dan mengenakan pakaian yg bagus tidak peduli terhadap orang
lain bahkan tidak mau tampil ke depan utk memikul amanat dan tanggung
jawab. Sikap yg demikian ini kadang-kadang menimbulkan kesan negatif
pada sebagian orang yg melihatnya yg tidak mengetahui hakekat masalah sebenarnya. Lalu setan membisikkan ke dalam hatinya bahwa orang
tersebut tidak menghias diri tidak mengenakan pakaian bagus dan tidak
pernah tampil ke dalam mengurusi urusan umat adl semata-mata krn miskin dan tidak mempunyai kemampuan utk menjalankan tugas dan tanggung jawab. Anggapannya ini kemudian berkembang dgn memandang orang
tersebut dgn pandangan rendah dan hina dan sebaliknya menganggap
dirinya lbh besar dan lbh agung. Inilah dia penyakit takabur telah
muncul. Alquran dan Sunnah telah mengantisipasi masalah ini. Karena itu
disuruhnya manusia menampakkan ni’mat yg diberikan Allah kepadanya. “Dan terhadap ni’mat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya .” . Sabda Nabi saw “Sesungguhnya Allah itu bagus dan menyukai keindahan.” .
Para salaf mengerti betul akan hal ini krn itu mereka sangat antusias
menceritakan ni’mat-ni’mat yg diberikan Allah kepada mereka dan mencela orang yg melalaikan hal ini. Al-Hasan bin Ali Radhiyallahu ‘anhu berkata “Bila engkau memperoleh kebaikan atau melakukan kebaikan maka ceritakanlah kepada orang yg dapat dipercaya dari antara teman-temanmu.” .
Mengira ni’mat yg diperolehnya akan kekal dan tidak akan lenyap. “Dan
dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri; ia
berkata ‘Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya. Dan aku
tidak mengira hari kiamat itu akan datang dan sekiranya aku dikembalikan
kepada Tuhanku pasti aku akan mendapat tempat kembali yg lbh baik daripada kebun-kebun itu’.” .
Karena
mengungguli yg lain dalam memperoleh keutamaan. Adakalanya yg memicu
takabur bagi seseorang ialah krn lbh unggul dari pada yg lain dalam
keutamaan atau lbh banyak melakukan keutamaan-keutamaan misalnya dalam
bidang ilmu dakwah jihad pendidikan dll. Keunggulan semata-mata tidak
ada artinya di hadapan Allah kalau tidak disertai dgn keikhlasan dan
kejujuran. .
Melupakan akibat buruk takabur.Di antara sebab
timbulnya rasa takabbur adl melupakan akan akibat buruknya. Akibat Buruk
dari Takabur
Terhalang dari memperhatikan dan mengambil pelajaran terhadap sesuatu. Hal ini disebabkan orang
yg takabur merasa lbh tinggi dari hamba-hamba Allah yg lain. Maka
secara sadar atau tidak sadar ia telah melampaui batas hingga menempati kedudukan Ilahi. Orang
seperti ini sudah barang tentu akan terkena sangsi dan sangsi atau
hukuman yg pertama ialah terhalang dari memperhatikan dan mengambil
pelajaran terhadap sesuatu. ” Dan betapa banyak tanda-tanda di langit dan dibumi yg mereka lewati tetapi mereka berpaling dari padanya.” .
Kegoncangan jiwa. Orang yg takabur dan merasa lbh tinggi dari pada orang lain berkeinginan agar orang
lain menundukkan kepala kepadanya. Tetapi harga diri manusia sudah
barang tentu tidak mau berbuat demikian dan memang pada dasarnya mereka
tidak disiapkan utk hal itu. Sebagai akibatnya timbulah kegoncangan
dalam jiwanya. “Barang siapa berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya penghidupan yg sempit.” . “Dan barang siapa berpaling dari peringatan Tuhannya Tuhan akan memberinya siksaan yg berat.” .
Selalu dalam keadaan aib dan kekurangan. Hal ini disebabkan orang
yg sombong mengira dirinya telah sempurna dalam segala hal maka ia
tidak mau intropeksi diri sehingga ia tidak mau menerima nasihat
pengarahan dan bimbingan dari orang lain. ” yg benar barangsiapa berbuat dosa dan ia telah meliputi oleh dosanya mereka itulah penghuni neraka mereka kekal di dalamnya.” .
Terhalang utk masuk surga. Dan Rasullullah saw telah bersabda “Tidak masuk surga orang yg di dalam hatinya terdapat seberat zarrah dari takabbur..” . Cara Mengobati Takabur
Mengingat
akibat-akibat dan bahaya yg ditimbulkan oleh takabur baik yg mengenai
dirinya sendiri maupun mengenai amal Islami baik yg bersifat duniawi
maupun ukhrowi.
Menengok orang sakit meyaksikan orang yg akan meninggal dunia menolong kesusahan mengantarkan janazah dan ziarah kubur.
Tidak berteman dgn orang-orang yg takabur dan sebaliknya bersahabat dgn orang-orang yg tawadhu’ dan ahli ibadah.
Suka duduk-duduk bersama orang lemah orang fakir dan miskin bahkan makan dan minum bersama mereka krn hal ini akan dapat membersihkan jiwa dan mengenbalikannya ke jalan yg lurus.
Suka
memikirkan dirinya dan alam semesta bahkan merenungkan semua ni’mat yg
diperolehnya sejak yg paling kecil hingga yg paling besar. Siapakah
sumber semua itu? Siapakah yg dapat menahan dan menghalanginya? Dengan
jalan bagaimanakah seorang hamba berhak mendapatkannya? Bagaimanakah
keadaan dirinya seandainya salah satu keni’matan itu dicabut apalagi
bila dicabut seluruhnya?
Memeprhatikan riwayat-riwayat orang
takabur bagaimana keadaan mereka dan bagaimana akhirnya sejak iblis
Namrud Fir’aun Haman Qorun Abu Jahal hingga para thaghut-yhaghut para
dictator dan orang-orang yg gemar berbuat dosa pada tiap waktu dan
tempat.
Menghadiri majlis-majlis taklim yg diasuh oleh
ulama-ulama yg bisa dipercaya dan sadar akan tugas kewajiban dan akan
dirinya. Lebih-lebih majlis yg di dalamnya sering diisi dgn
peringatan-peringatan dan penyucian jiwa.
Meminta maaf kepada orang yg disombongi dan dihinanya.
Menampakkan ni’mat yg diberikan Allah kepada dirinya dan menceritakannya kepada orang lain.
Selalu mengingat tolak ukur keutamaan dan kemajuan Islam. “Sesungguhnya orang yg paling mulia diantaramu pada pandangan Allah ialah orang yg paling bertakwa.” .
Rajin
melakukan ketaatan krn dgn melakukan ketaatan semata-mata mencari ridha
Allah ini akan dapat membersihkan jiwa dari kotoran-kotoran dan
kehinaan-kehinaan bahkan akan meningkat ke derajat yg lbh tinggi. “Barangsiapa
yg melakukan amal saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia
beriman maka benar-benar Kami akan memberinya kehidupan yg baik..”.
Melakukan
introspeksi utk mengetahui penyakit-penyakit hatinya sampai dapat
mengobatinya hingga kelak akan memperoleh kebahagiaan dan keberuntungan.
Selalu meminta pertolongan kepada Allah SWT krn Dia akan
menolong orang yg meminta pertolongan kepada-Nya dan akan mengabulkan
doa orang-orang yg sungguh memohon kepada-Nya.
“Dan Tuhanmu berfirman
‘Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Ku-perkenankan bagimu sesungguhnya
orang-orang yg menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka
jahannam dalam keadaan hina dina’.”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar