Sabtu, 19 Mei 2012

Kode etik Ikhwan-Akhwat

Jalan2 keliling2 dunia (kampus) memang menyenangkan,,,
bertemu dengan teman, sahabat baik akhwat maupun yang ikhwan....
Bahkan saat syuro’pun menyenangkan :D

Pagi syuro, siang syuro, sore syuro, malem syuro, jadi mansyur (manusia syuro) dong !.
Syuro terus kapan actionnya?.
Syuro-syuro bergembira !
Syuting (Syuro penting).

EEEiiiitttssss....
jangan sampai kebablasan lho yyyyaaaa.....

Koordinasi ataupun kominikasi untuk saat ini memang bukan hal yang sulit, apalagi dengan seiring perkembangan teknologi. Coba saja bayangkan, yang dulunya saat kita perlu berkomunikasi, saat kita perlu koordinasi kita haruslah bertemu dalam forum (baca : syuro), maka sekarang dengan ataupun tanpa forum kita sudah bisa melakukan komunikasi/koordinasi baik melalui HP (entah telpon atau sms) maupun via internet (e-mail/chatting). Bahkan temenQ hampir berlama2 diwarnet (baca : warung internet) hanya karena diminta kedept.nya untuk syuro via chatting, tp akhirnya tidak jadi karena takut pulang terlalu malam X). sehingga tidak ada alasan untuk tidak bisa berkoordinasi  ataupun sampai miss komunikasi.

Namun tiap kemudahan pasti ada cobaan dibalik itu semua. Nah… salah satu cobaan yang ditimbulkan adalah timbulnya benih-benih ketertarikan yang mulai direalisasikan dalam komunikasi diantara keduanya (putra-putri red). Gimana tidak!!! Karena dengan komunikasi via Hp ataupun internet maka kita akan bisa berkoordinasi berduaan secara privat tanpa ada yang tahu kecuali yang bersangkutan dan Allah SWT. Tentunya kita masih ingat hadist berikut:

Tidak boleh berduaan duitempat sunyi seorang laki-laki diantaramu dengan seseorang wanita kecuali wanita itu bersama muhrimnya.” (HR. Bukhari-Muslim)

“Telah ditentukan bagi manusia nasibnya dengan perzinahan yang akan diterima olehnya dengan pasti yaotu : Dua mata perzinaannya dengan cara  melihat  (yang maksiat). Dua telinga perzinaanyan dengan cara mendengarkannya. Lidah (ucapan) perzinaannya dengan cara mencakapkannya. Tangan keduanya perzinaannya dengan cara merabanya. Kaki perzinaannya dengan cra melangkah padanya. Hati perzinaannya dengan cara menarik dan bercita-cita  padanya, yang kemudian dibenarkan kelaminnya atau menolaknya.” (HR.Bukhari-Muslim)
 Masih inget tidak dengan pepatah jawa yang bilang,“Tresno jalaran sokoo kulino (suka datangnya dari kebiasaan)”, atau yang bilang “dari mata turun kehati”. Mungkin kalimat-kaimat itu sangat sering kita dengan atau malah hal itu biasa saja terjadi bahkan yang mengalaminya seorang aktifis dakwah sekalipun. Saudaraku, untuk menjaga diri kita dari mendekati perbuatan yang menjadi penghambat jalan dakwah maka terbentuklah sebuah etika koordinasi yang diharapkan dapat menghasilkan maslahat yang banyak.
Wwweeeee….
opo ae ya iitu…
ngintip yukkk…!!!
Dalam pelaksanaan Syuro’:
  • Terlaksana jika minimal dihadiri oleh 2 putra dan 2 putri
  • Semua peserta mengetahui agenda syuro
  • Memperhatikan adab-adab syuro’, diantaranya : pembukaan, tilawah (oleh ikhwan), agenda syuro dan pembahasan, kesimpulan, taujih, penutup dengan do’a penutup majelis
  • adanya hijab
    hijab
     Syuro tanpa hijab (tetap dipisah ikhwan akhwat):
    Kelebihannya :
    - Dapat mengetahui rekan yang lainnya.
    - Sedapat mungkin bisa serius, soalnya segala gerak-geriknya terlihat.
    Kekurangannya :
    Kurang syar’i
    Cukup besar godaannya untuk bisa jaga pandangan.
    Akhwat terkadang susah ngomong. Mungkin karena malu. Ada tipe yang seperti itu.
    CATATAN :
    Syuro tanpa hijab itu lebih tepat dilakukan ketika jumlah kuotanya banyak, dan belum pernah melihat antara satu dengan yang lainnya. Untuk syuro selanjutnya harus diusahakan dengan hijab.
    :: Syuro dengan hijab (otomatis dipisah ikhwan akhwat) :
    Kelebihannya :
    Syar’i
    Pandangan lebih terjaga
    Bebas berbicara.
    Lebih fokus.
    Materi yang dibahas terarah.
    Kekurangannya :
    Tidak tahu apa yang dilakukan oleh rekan yang lainnya. Antara ikhwan dan akhwat. Bisa jadi ketika ada ikhwan yang tilawah, ada akhwat yang sibuk dengan smsnya, bahkan ada yang tidur.
    Belum mengenal antara rekan yang lain. Dalam hal fisik (wajahnya).
    CATATAN :
    Syuro dengan hijab dilakukan ketika minimal sudah tahu nama dan juga wajah rekan yang lain. Ini tentunya akan lebih baik, karena akan lebih terjaga dan tidak terbayang-bayang. Wah…suaranya merdu…orangnya kayak apa ya?. Biar bisa konsen. Dan lebih menjaga, lebih-lebih untuk suara akhwat. Dilakukan setelah syuro tanpa hijab (kalau kuotanya banyak).
    Pernah ada yang bilang, ” Ga papa syuro tanpa hijab. Yang penting kan bisa jaga hati. ” Meskipun begitu, kita tidak bisa menafikkan bahwa syetan itu terus mengintai kita. Sering kita dengar ” Dari mata turun ke hati.” Syuro tanpa hijab bisa jadi jalan kesana. Syetan bisa saja membisikkan sesuatu, entah itu keinginan untuk nglirik, mendayu-dayukan suara, dan lain-lain.
    Alangkah baiknya ketika syuro itu dihiasi oleh hijab (hati), dan hijab secara nyata (asal jangan asal-asalan, transparan).
    :: Yang terakhir, syuro sebaiknya :
    Sebelumnya, tempat, tanggal, hari, waktu, agenda harus jelas (di undangannya).
    Ada hijab.
    Dimulakan dengan bismillah.
    Ada taujih/ nasihat untuk mengingatkan untuk diri sendiri dan semuanya. Ayat-ayat cinta Allah (Al Qur’an) lebih bagus ^^.
    ada agenda.
    ditentukan waktunya. Mulai dan berakhirnya. Proporsional dan profesional
    Tidak banyak bercanda.
    Fokus.
    Diakhiri dengan review hasil syuro, dan membaca hamdalah.
  • Tidak banyak bercanda,mohon berhati-hati dalam bercanda
  • Gunakan intonasi bahasa yang tegas dan jelas (terutama putri)
  • Syuro’lah dengan iklas, cepat dan tuntas
Koordinasi di lapangan/kegiatan (diluar forum):
  • Tidak bertemu kecuali  mendesak dan penting
  • Minimal ada 2 putra dan 2 putri
  • Menjaga hati, benarkan niat dan jaga pandangan
Koordinasi Via telepon:
  • Peesiapkan hal-hal yang akan disampaikan ketika akan komunikasi
  • Bicarakan hal-hal yang pokok dan penting, jangan disertai dengan pendahuluan yang tidak ada hubungannnya dengan inti pembicaraan
  • Menggunakan intonasi bahasa yang jelas dan lugas
  • Komunikasi maksimal jam 21.00 WIB (malam hari)
  • Komunikasi pagi paling awal pukul 05.30 WIB
  • Durasi telepon maksimal 15 menit
  • Bersihkan niat
Koordinasi Via SMS :
  • Gunakan bahsa yang resmi, mudah diterima, informative, padat dan jelas
  • Tidak disertai dengan pendahuluan yang tidak ada hubungannya dengan inti pesan
  • Tidak menggunakan symbol-simbol gaul misal :D, ^_^
  • Info syuro’ disertai dengan agenda
  • Sms taujih tidak dikhususkan ke orang-orang tertentu.
Saudaraku, etika tersebut memang hanyalah sebuah catatan dari kami yang mungkin perlu kita sama-sama perhatikan. Saling mengingatkan adalah kunci utama agar jangan samapai jalan dakwah ini menjadi terhambat atau bahkan mundur karena dosa-dosa kecil yang dilakukan oleh para penggerak dakwahnya sendiri. Kami bermaksud untuk mencegah terjadinya penyakit antar aktifis. Dan jika memang sudah terjangkiti oleh penyakit tersebut kami berharap bisa segera sembuh. Dan bagi yang belum semoga ini menjadi acuan untuk terus meningkatkan ketakwaan dan mengoreksi diri. Semoga ini bisa menjaga fitrah kita sebagai manusia. Maka sabda nabi :” bila tidak ada rasa malu berbuatlah sesukamu.” Wallahu ‘alaam 
http://aisyahrqurrotaain.blogspot.com/2011/04/kode-etik-ikhwan-akhwat.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar