Selasa, 08 November 2011
Etika Safar
Bila seseorang bepergian seorang diri, tentu ia tidak memiliki kawan
yang akan menolongnya jika tertimpa kesulitan. Misalnya, seperti sakit
dalam perjalanan dan kesulitan-kesulitan yang membutuhkan pertolongan
orang lain. Dalam larangan bepergian sendirian ini terdapat hikmah bagi
keselamatan seorang mukmin. Memang benar, seorang mukmin harus
bertawakal dan menggantungkan diri sepenuhnya kepada Allah. Namun,
bertawakal kepada Allah tidak berarti menafikan sebab. Karena meminta
bantuan kepada manusia yang hadir dan mampu dikerjakannya,
diperbolehkan syari’at. Larangan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam tersebut, bukan berarti kita menggantungkan diri secara mutlak
kepada teman perjalanan. Sama sekali tidak! Akan tetapi, kita diperintah
untuk mengambil sebab yang mengantarkan kepada keselamatan, dan sebagai
pencegah terjerumusnya si musafir ke dalam maksiat atau madharat
lainnya. Oleh karena itu, sebagai muslim, selayaknya kita memahami
larangan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tersebut, serta
menyikapinya dengan benar. Seorang mukmin hendaknya bersemangat
mengikuti petunjuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. karena,
berdasarkan wahyu dari Allah, Rasulullah adalah orang yang paling faham
yang bermanfaat dan yang membahayakan umatnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar