Umar r.a. adalah salah satu dari sahabat Rasulullah
s.a.w. Semenjak ia memeluk Islam kaum muslimin seakan memperoleh suatu kekuatan yang sangat besar. Sejak itulah mereka berani
solat dan tawaf dikaabah secara terang-terangan. Umar r.a. adalah seorang yang
wara, ia sangat teliti dalam mengamalkan Islam. Umar r.a. mempelajari surah Al-Baqoroh selama 10 tahun, ia kemudian melapor kepada
Rasulullah s.a.w. , "Wahai Rasulullah
s.a.w. apakah kehidupanku telah mencerminkan surah Al-Baqoroh, apabila belum maka aku tidak akan melanjutkan ke surah
berikutnya".Rasulullah s.a.w.
menjawab, "Sudah..."!. Umar r.a. mengamalkan agama sesuai dengan kehendak
Allah s.w.t. Kerana kesungguhannya inilah maka banyak ayat di
Al-Quran yang diturunkan Allah s.w.t. berdasarkan kehendak yang ada pada hatinya, seperti mengenai pengharaman arak, ayat mengenai hijab, dan beberapa ayat
Al-Quran lainnya.
Rasulullah s.a.w. seringkali menceritakan kepada para sahabatnya mengenai perjalannya mi'raj menghadap Allah s.w.t. Rasulullah s.a.w. sering pula menceritakan bagaimana keadaan surga yang dijanjikan Allah s.w.t. kepada sahabat-sahabatnya. Suatu hari ketika Rasulullah s.a.w. dimi'rajkan menghadap Allah s.w.t. malaikat Jibril a.s. memperlihatkan kepada Rasulullah s.a.w. taman-taman surga. Rasulullah s.a.w. melihat ada sekumpulan bidadari yang sedang bercengkrama. Ada seorang bidadari yang begitu berbeda dari yang lainnya. Bidadari itu menyendiri dan tampak sangat pemalu. Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Jibril a.s., "Wahai Jibril, bidadari siapakah itu"?. Malaikat Jibril a.s. menjawab, "Bidadari itu adalah diperuntukkan bagi sahabatmu Umar r.a.". Pernah suatu hari ia membayangkan tentang surga yang engkau ceritakan keindahannya. Ia menginginkan untuknya seorang bidadari yang berbeda dari bidadari yang lainnya. Bidadari yang diinginkannya itu berkulit hitam manis, dahinya tinggi, bagian atas matanya berwarna merah, dan bagian bawah matanya berwarna biru serta memiliki sifat yang sangat pemalu. Kerana sahabat-mu itu selalu memenuhi kehendak Allah s.w.t. maka saat itu juga Allah s.w.t. menjadikan seorang bidadari untuknya sesuai dengan apa yang dikehendaki hatinya".
Rasulullah s.a.w. seringkali menceritakan kepada para sahabatnya mengenai perjalannya mi'raj menghadap Allah s.w.t. Rasulullah s.a.w. sering pula menceritakan bagaimana keadaan surga yang dijanjikan Allah s.w.t. kepada sahabat-sahabatnya. Suatu hari ketika Rasulullah s.a.w. dimi'rajkan menghadap Allah s.w.t. malaikat Jibril a.s. memperlihatkan kepada Rasulullah s.a.w. taman-taman surga. Rasulullah s.a.w. melihat ada sekumpulan bidadari yang sedang bercengkrama. Ada seorang bidadari yang begitu berbeda dari yang lainnya. Bidadari itu menyendiri dan tampak sangat pemalu. Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Jibril a.s., "Wahai Jibril, bidadari siapakah itu"?. Malaikat Jibril a.s. menjawab, "Bidadari itu adalah diperuntukkan bagi sahabatmu Umar r.a.". Pernah suatu hari ia membayangkan tentang surga yang engkau ceritakan keindahannya. Ia menginginkan untuknya seorang bidadari yang berbeda dari bidadari yang lainnya. Bidadari yang diinginkannya itu berkulit hitam manis, dahinya tinggi, bagian atas matanya berwarna merah, dan bagian bawah matanya berwarna biru serta memiliki sifat yang sangat pemalu. Kerana sahabat-mu itu selalu memenuhi kehendak Allah s.w.t. maka saat itu juga Allah s.w.t. menjadikan seorang bidadari untuknya sesuai dengan apa yang dikehendaki hatinya".
Nabi Sulaiman a.s. dan Seekor Semut
Kerajaan Nabi Sulaiman a.s. dikala itu sedang mengalami
musim kering yang begitu panjang. Lama sudah hujan tidak turun
membasahi bumi. Kekeringan melanda di mana-mana. Baginda Sulaiman
a.s. mulai didatangi oleh ummatnya untuk dimintai pertolongan dan
memintanya memohon kepada
Allah s.w.t. agar menurunkan
hujan untuk membasahi kebun-kebun dan sungai-sungai mereka. Baginda
Sulaiman
a.s. kemudian memerintahkan satu rombongan besar pengikutnya yang
terdiri dari bangsa jin dan manusia berkumpul di lapangan untuk berdo'a
memohon kepada
Allah s.w.t. agar musim kering segera berakhir dan hujan segera turun.
Sesampainya mereka di lapangan Baginda Sulaiman a.s. melihat seekor semut kecil berada di atas sebuah batu. Semut itu berbaring kepanasan dan kehausan. Baginda Sulaiman a.s. kemudian mendengar sang semut mulai berdoa memohon kepada Allah s.w.t. penunai segala hajat seluruh makhluk-Nya. "Ya Allah pemilik segala khazanah, aku berhajat sepenuhnya kepada-Mu, Aku berhajat akan air-Mu, tanpa air-Mu ya Allah aku akan kehausan dan kami semua kekeringan. Ya Allah aku berhajat sepenuhnya pada-Mu akan air-Mu, kabulkanlah permohonanku", do'a sang semut kepada Allah s.w.t. Mendengar doa si semut maka Baginda Sulaiman a.s.kemudian segera memerintahkan rombongannya untuk kembali pulang ke kerajaan sambil berkata pada mereka, "Kita segera pulang, sebentar lagi Allah s.w.t. akan menurunkan hujan-Nya kepada kalian. Allah s.w.t. telah mengabulkan permohonan seekor semut". Kemudian Baginda Sulaiman dan rombongannya pulang kembali ke kerajaan.
Sesampainya mereka di lapangan Baginda Sulaiman a.s. melihat seekor semut kecil berada di atas sebuah batu. Semut itu berbaring kepanasan dan kehausan. Baginda Sulaiman a.s. kemudian mendengar sang semut mulai berdoa memohon kepada Allah s.w.t. penunai segala hajat seluruh makhluk-Nya. "Ya Allah pemilik segala khazanah, aku berhajat sepenuhnya kepada-Mu, Aku berhajat akan air-Mu, tanpa air-Mu ya Allah aku akan kehausan dan kami semua kekeringan. Ya Allah aku berhajat sepenuhnya pada-Mu akan air-Mu, kabulkanlah permohonanku", do'a sang semut kepada Allah s.w.t. Mendengar doa si semut maka Baginda Sulaiman a.s.kemudian segera memerintahkan rombongannya untuk kembali pulang ke kerajaan sambil berkata pada mereka, "Kita segera pulang, sebentar lagi Allah s.w.t. akan menurunkan hujan-Nya kepada kalian. Allah s.w.t. telah mengabulkan permohonan seekor semut". Kemudian Baginda Sulaiman dan rombongannya pulang kembali ke kerajaan.
Suatu hari Baginda Sulaiman a.s. sedang berjalan-jalan.
Ia melihat seekor semut sedang berjalan sambil mengangkat sebutir buah
kurma. Baginda Sulaiman
a.s terus mengamatinya, kemudian beliau memanggil si semut dan
menanyainya:
"Hai semut kecil untuk apa kurma yang kau bawa itu?. Si semut menjawab,
Ini adalah kurma yang
Allah s.w.t. berikan kepada ku
sebagai makananku selama satu tahun. Baginda Sulaiman
a.s. kemudian mengambil sebuah botol lalu ia berkata kepada si semut,
"Wahai semut kemarilah engkau, masuklah ke dalam botol ini aku telah
membagi dua kurma ini dan akan aku berikan separuhnya padamu sebagai
makananmu selama satu tahun. Tahun depan aku akan datang lagi untuk
melihat
keadaanmu". Si semut taat pada perintah Nabi Sulaiman a.s.. Setahun
telah berlalu. Baginda Sulaiman
a.s. datang melihat keadaan si semut. Ia melihat kurma yang diberikan
kepada si semut itu tidak banyak berkurang. Baginda Sulaiman
a.s. bertanya kepada si semut, "Hai semut mengapa engkau tidak
menghabiskan kurmamu"
"Wahai Nabiullah, aku selama ini hanya menghisap airnya dan aku banyak
berpuasa. Selama ini
Allah s.w.t. yang memberikan
kepadaku sebutir kurma setiap tahunnya, akan tetapi kali ini engkau
memberiku separuh buah kurma. Aku takut tahun depan engkau tidak
memberiku kurma lagi
kerana engkau bukan Allah Pemberi Rizki (Ar-Rozak), jawab si semut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar